HK News

Foto

Selama 2018, Pengangguran di Tarakan Naik

HARIANKALTARA.COM — Seiring bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya, membuat angka pengangguran ikut meningkat. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Tarakan, jumlah pengangguran di Tarakan per Agustus 2018 ini meningkat dibanding tahun lalu.

“Pendataannya kami lakukan Agustus 2018, persentase warga yang menganggur di 2018 ini adalah 5,94 persen, naik dari 2017 lalu sebesar 5,59 persen. Tapi banyaknya yang menganggur ini tidak bisa diartikan kemiskinan juga naik, harus dilihat dari banyak sisi juga,” beber Kepala Seksi Statistik Sosial di BPS Tarakan, Anis Setyorini.

Menurut data dari BPS Tarakan, sebanyak 187.607 penduduk usia kerja, hanya 110.012 warga yang bekerja dan sebanyak 6.947 warga menganggur. Sisanya sebanyak 70.648 orang memilih tidak bekerja, seperti melanjutkan kuliah atau mengurus rumah tangga. Anis mengaku kebanyakan pekerja di Tarakan adalah lulusan SMA. Perbedaan data pengangguran dari BPS dengan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Tarakan, lebih mengacu pada perbedaan usia. Dimana Disnaker mendata usia 17 tahun lebih, sedangkan BPS mendata usia bekerja adalah 15 tahun. 

Selain itu, Disnaker berpatok pada jumlah kartu kuning yang dicetak, sedangkan BPS Tarakan langsung mendata di lapangan.

“Jadi yang diluar (pembuatan) kartu kuning, Disnaker kesulitan untuk mendatanya. Sebenarnya angka pengangguran Disnaker juga mengacu pada BPS. Kami terus berusaha menyinergikan data dengan Disnaker, perbedaan data usia itu bukan masalah,” ungkapnya lagi.

Namun Anis mengatakan angka pengangguran di 2016 lalu sempat turun di 2017. Lantaran Kota Tarakan merupakan kota transit serta mudah berubah dalam hal perekonomian maupun pembangunannya.

Berbeda dengan kota-kota besar lainnya yang lebih maju dan memiliki fasilitas umum lebih banyak. Anggap saja seperti sekolah dan universitas tinggi yang lebih mudah dijangkau, tentu ikut berpengaruh pada tingkat pendidikan penduduknya.

“Karena Tarakan itu tempat transit, cepat dan mudah berubah. Banyak yang usaha mikro kecil, begitu mudah orang buka usaha lalu gulung tikar lagi. Beda dengan kota-kota besar lainnya yang banyak perusahaan atau kantor dan tidak mudah berubah-ubah, tempat pendidikan juga dekat,” tutupnya. (HK3)


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories