Tarakan - Adanya pertentangan masyarakat terhadap pembangunan pagar wisata Pantai Amal, sepertinya tidak berpengaruh terhadap kebijakan Pemerintah Kota Tarakan dalam upaya memaksimalkan pembangunan wisata Pantai Amal.

Wali Kota Tarakan, Khairul menegaskan, pihaknya akan terus melaksanakan proses pembangunan. Tidak tangung-tangung, bahkan, jika penghalangan pengerjaan tersebut, pihaknya akan mengerahkan aparat keamanan.

Pihaknya berdalih, sebelum proses pembangunan dilakukan, niat baik ini sudah disosialisasikan. Bahkan hingga berjalan tahap pertama selesai. Menurutnya, lahan yang di pagar merupakan milik negara, sehingga pemagaran ini sebagai salah satu upaya mengamankan aset pemerintah.

“Biasalah itu, saya ibaratkan saja kalau saya punya tanah, masa saya tidak boleh tembok, tidak boleh membatasi. Boleh dong, tanah pribadi saya. Kalau punya orang ya pasti marahlah kalau saya tembok,"tegasnya, (21/09).

Kendati begitu, diterangkannya warga sekitar juga telah dibuatkan akses jalan, baik lingkungan maupun yang menghubungkan jalan utama. Sehingga proses pembangunan tidak mengabaikan fasilitas warga sekitar.

“Kita tidak juga semena-mena. Kita buatkan jalan lingkungan, jembatan, dan lainya supaya mereka bisa tetap menjalankan aktivitas,” ucapnya.

Swmentara bagi pedagang, pihaknya menjanjikan untuk memberikan ruang untuk berjualan di dalam kawasan wisata, sehingga masih bisa tetap berdagang.

Selain itu, bila ingin melakukan aktivitas jual beli di luar pagar juga masih diperkenankan.

"Pembangunan dan penataan yang dilakukan sebagai upaya memperindah kota, serta membuat destinasi wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar Tarakan. Kalau mau menggerakkan massa biarkan saja. Yang penting jangan halangi pembangunan di situ. Kalau bapak halangi saya turunkan aparat, kan sekarang kalau ada alas hak silahkan ke pengadilan, tidak ada masalah toh," pungkasnya.(hk)