HK News

Foto

PPKM Berpotensi Berdampak Pada Pertumbuhan Negatif di Kuartal Kedua dan Ketiga

TARAKAN - Dikeluarkannya intruksi pemberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV yang dimulai tertanggal 25 Juli sampai 8 Agustus 2021 menimbulkan perhatian besar masyarakat. Namun apakah intruksi PPKM ini akan berdampak besar bagi perekonomian Kota Tarakan, mengingat pada kuartal sebelumnya kota Tarakan mengalami penghambatan perputaran ekonomi sejak awal 2021.

Saat dikonfirmasi, Praktisi sekaligus Akademisi Ekonomi Universitas Borneo Tarakan Dr Margiyono S.E, M.Si menjelaskan sebenarnya dampak PPKM yang diberlakukan Jawa dan Bali sebelumnya telah memukul perekonomian di Kaltara termasuk Kota Tarakan. Sehingga ia memprediksi penerapan PPKM berdampak pada terpukulnya perekonomian Tarakan pada kuartal atau triwulan Kedua hingga ketiga.

"Ini yang kita khawatirkan. Jadi, pada akhir 2020 itu kan pertumbuhan ekonomi Kaltara kan sudah negatif minus 1,11. Nah di tahun 2021, kuartal pertama itu juga negatif berdasarkan pertumbuhan yang dirilis oleh BPS, kurang lebih minus 1,91. Kita sebenarnya memiliki energi saat lebaran bulan Mei. Tetapi lebaran kemarin kita juga mengalami hambatan, karena dibatasi. Jadi artinya potensi yang digunakan untuk otonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada saat Idul Fitri juga tidak dimanfaatkan secara maksimal,"ujarnya, (30/7).

Meski kuartal kedua belum dikeluarkan, namun diberlakukannya PPKM di Pulau Jawa-Bali sebelumnya cukup memberi dampak bagi mobilitas perekonomian. Sehingga dengan diberlakukannya PPKM pada saat ini diprediksi memberi pukulan lebih telak bagi perekonomian Tarakan.

"Saat ini BPS belum merilis kuartal kedua, Sekarang kita masuk di kuartal ketiga pada bulan Juli, Jawa dan Bali itu sudah dilakukan PPKM. Otomatis, orang yang bepergian dari Jawa apakah itu dari Jakarta, Surabaya, atau Yogyakarta itu juga dibatasi secara maksimal yang ingin bepergian ke luar Kota," tuturnya.

"Padahal kita memahami bahwa bepergiannya masyarakat dari Jawa, yang mau ke Tarakan atau ke Kaltara, pasti akan berdampak kepada sektor transportasi, jasa hotel, atau pariwisata," sambungnya.

"Jadi sebelum PPKM itu diterapkan sebenarnya dampaknya sudah dirasakan masyarakat dan Kaltara pada umumnya. Karena mobilitas orang dari luar sebelumnya memang sudah mengalami hambatan. Jadi kalau misalnya pertumbuhan ekonomi dari rilis BPS periode kuartal pertama 2021 negatif. Prediksi saya periode kedua belum dirilis saya yakin juga akan negatif, kuartal ketiga karena hantaman PPKM ini juga sepertinya akan minus lagi," lanjutnya.

Dijelaskannya, padahal awal tahun 2021 sebenarnya merupakan peluang besar bagi pemerintah dalam meningkatkan perputaran ekonomi. Hal itu disebabkan karena menurunnya tren covid-19 yang membuat mulai aktifnya aktivitas masyarakat. Meski begitu dampak 2020 masih terasa sehingga di awal 2021 pertumbuhan ekonomi masih dalam masa penyembuhan.

"Karena pada awal 2021 dari data BPS kita mengalami penurunan konsumsi sebesar negatif 6,8 persen. Investasi kita juga negatif 0,81 persen. Begitu juga belanja pemerintah tutun menjadi 1,81 persen. Artinya perbedaan 2020 dibandingkan 2021, maka kebijakan PPKM akan semakin dirasakan tahun 2021 karena masuk dengan kuartal ketiga, kita semakin minim melihat katakanlah ada gerakan bantuan. Kecuali bantuan beras dari pusat beberapa waktu lalu," imbuhnya.(hk) 


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories