HK News

Foto

DLH Menilai Persoalan Banjir di Tarakan Akibat Kebiasaan Buruk Sebagian Masyarakat

TARAKAN - Belum selesainya persoalan banjir di Kota Tarakan, membuat sebagian besar mempertanyakan perhatian pemerintah dalam menanggani persoalan banjir yang telah terjadi bertahun-tahun.

Mengingat, sejak pemerintahan walikota pertama hingga ke-empat persoalan banjir di Tarakan masih belum selesai. Walau demikian, upaya pembangunan pengendalian banjir yang dikerjakan pemerintah cukup efektif. Hanya saja, masih terdapat banyak sungai yang kurang terawat sehingga menyebabkan banyaknya tumbuhan liar.

Saat dikonfirmasi, kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tarakan Hariyanto menuturkan, terkait permasalahan kebersihan sungai dan drainase, ia menuturkan jika hal tersebut bukanlah wewenang DLH. Ia menyebutkan, hal tersebut telah diatur dalam pembagian wewenang OPD Pemkot Tarakan.

"Untuk drainase, sungai dan selokan itu sebenarnya bukan wewenang kami, mungkin lebih kepada Bidang Perairan DPUTR. Tap terkait dengan sampah yang disebut sebagai penyebab banjir, salah satu urusan yang ditangani oleh DLH dengan aturan yang baru ada tiga. Pertama, terkait dengan kebersihan, pertamanan dan pemakaman,"tegasnya, (29/3).

"Untuk kebersihan peran DLH meliputi di sisi pengangkutan sampah dan kebersihan jalan. Tapi seharusnya masyarakat juga dapat membantu dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan membuang sampah pada jam yang ditentukan. Sehingga hal ini dapat meminimalisir terjadinya banjir,"sambungnya

Ia menerangkan, meski begitu ia mengakui permasalahan banjir tidak terlepas dari persoalan sampah. Namun begitu, ia menilai sejauh ini pihaknya cukup disiplin dalam melakukan pengelolaan melalui petugas di lapangan. Menurutnya, banyaknya sampah yang terdapat di sungai tidak terlepas dari masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Sehingga tidak mengherankan jika banjir sulit sepenuhnya dihilangkan.

"Kalau masyarakat membuang sampah sesuai jadwal, maka petugas langsung mengangkutnya. Kalau tidak maka sampah akan tertinggal lama di depo dan kemungkinan dikoyak-koyak hewan dan bisa berhamburan di jalanan. Kalau ada yang masuk di selokan itu bisa menjadi cikal bakal banjir,"tukasnya.

"Kalau untuk pemeliharaan, kami hanya sebatas di jalan protokol. Tapi juga kadang petugas membersihkan tanaman liar di sekitar sungai. Tapi untuk tumpukan tanah dan tanaman liar di dalam sungai, itu ranahnya instansi lainnya. Perlu dipahami dalam konteks ini,"tutupnya.(*) 


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories