Tarakan - Aksi demo menuntut penolakan pembanguna tembok di Kawasan wisata Pantai Amal Lama direspons perwakilan DPRD Kota Tarakan, Senin (20/9/2021).
Saat dikonfirmasi, Wakil Ketua DPRD Kota Tarakan Yulius Dinandus menerangkan, dalam aksi tersebut terdapat 3 poin yang didesak masyarakat. Kendati begitu, ia menerangkan jika pihaknya pernah melakukan komunikasi dengan Pemkot Tarakan. Dijelaskannya, dari informasi Pemkot Tarakan sudah melakukan sosialisasi sebelum dikerjakan.
“Terakhir ternyata baru muncul complain dari masyarakat bahwa tidak sepakat ada pagar di situ. Tindakan kami selaku lembaga DPRD , sebagai fasilitator bukan yang eksekusi maka Tindakan pertama mudahan besok ada waktu dari pihak terkait di pemerintahan dan bagian perencanaan untuk RDP dengan kami,” harapnya.
Dan dari hasil RDP itu nantinya dengan pihak terkait, selanjutnya akan mengagendakan turun ke lapangan meninjau lokasi.
“Ada tiga poin salah satunya RDP, kemudian kunjungan lapangan dan kalau tidak pro rakyat pembangunannya maka kami rekomendasikan untuk dihentikan,” jelasnya.
Namun jika hasil kajiannya dalam jangka panjang dan pendek tidak masalah ia menilai tidak bermasalah. Namun pihaknya tetap akan menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut.
“Kalau ada waktu mudahan bisa besok atau lusa. Undang Pak Wali, kalau padat waktu beliau minimal Asisten Pembangunan dan Dinas PU, pihak terkait termasuk konsultan prencanaanya. Kami mau lihat landscape secara menyeluruh modelnya yang mana dikomplain,” jelasnya.
"Apakah ada teknis lain yang belum terselesaikan lalu muncul dengan objek tertentu untuk dihentikan. Sehingga dalam hal ini psikologi masyarakat juga harus dipelajari. Karena ini sudah bertahun dikerjakan dan minta dihentikan. Itu harus dipelajari juga,” pungkasnya.(hk)
0 Comments