HK News

Foto

Pemanfaatkan Potensi Lokal Harus Mendapat Dukungan Promosi

TARAKAN - Potensi Kaltara yang kaya akan sumber daya alam, budaya dan sejarah menjadi potensi besar daerah dalam kesejahteraan dan pembangunan daerah. Meski demikian, sejauh ini potensi tersebut belum terkelola secara maksimal khususnya pada potensi budaya dan nilai sejarah.

Sehingga saat ini pemerintah baru benar-benar cukup serius menyadari seksinya potensi tersebut. Hal itu dapat terlihat pada kunjungan walikota Tarakan Khairul ke Objek wisata sejarah Perang Dunia kedua di Tarakan beberapa waktu lalu.

Saat dikonfirmasi, Pengamat Ekonomi Dr Margiyono S.E, M.Si menuturkan dalam memaksimalkan kekayaan daerah sangatlah tepat jadi mencari sumber utama PAD. Hanya saja, dalam skala lebih luas, pemerintah memerlukan konsep dan strategi yang matang dalam menjalankannya. Menurutnya, jika hal tersebut salah dalam perhitungan dan analisis maka hal tersebut tidak dapat melahirkan pertumbuhan yang tidak merata.

"Kalau memang itu semua diserahkan ke pemerintah, tentunya pemerintah memiliki keterbatasan anggaran. Untuk pengelolaan beberapa potensi daerah ituseharusnya masuk pada karakteristik daerah masing-masing,"ujarnya, (29/4).

"Kaltara tidak bisa dipisahkan dengan jejaring yang mengintergrasikan antara satu objek tertentu yang ada di Malinau, Bulungan, atau yang ada di Tarakan. Karena, kalau ini perspektifnya provinsi, maka provinsi wajib mengembangkan daerah yang ada di dalam wilayahnya. Dalam artian adalah kekuasaan, kewenangan regional, secara merata,"sambungnya.

"Kalau semua daerah memasarkan potensi yang sama, maka di situ akan ada persaingan dan kompetisi. Tetapi, sebagai penanggung jawab, maka pemprov memiliki kewenangan untuk pengembangan sektor yang ada di wilayah bawahannya,"lanjutnya

Ia menuturkan, Kaltara menerapkan sistem zonasi sektor potensi pada setiap daerah yang dikemas dalam sajian tawaran wisata Kaltara. Dengan adanya zonasi sektor, menurutnya hal tersebut dapat membuat daya tarik wisatawan semakin besar dengan beragamnya penawaran.

"Saya membayangkan bahwa ada wisata misalnya wisata perang dunia ada di Tarakan, wisata Alam di Malinau, Wisata budaya di KTT, wisata kerajaan di Bulungan, dan wisata lainnya di Nunukan. Maka ini akan menjadi paket wisata yang saling melengkapi. Dengan begitu, ini akan menghidupkan sektor perhubungan darat, laut daj udara. Disamping itu juga sektor lainnya akan bergerak jika Kaltara menarik dikunjungi,"terangnya.

"Artinya akan ada efek menetes ke bawa dari lintas sektor. Jadi memang perlu seorang yang memimpin konsep ini menjadi sesuatu yang menarik. Mengapa saya melihat pengembangan itu lebih strategis, karena hal ni efeknya berkelanjutan,"tuturnya.

Lanjutnya, Kaltara memiliki potensi yang hampir sama dengan Kalimantan Timur (Kaltim) baik potensi alam, maupun budaya. ia mencontohkan, Kabupaten Berau Kaltim mampu meraup hasil maksimal dengan memanfaatkan objek wisata dalam menghadirkan akses perhubungan. Menurutnya, Hal tersebut tentu atas perjuangan pemerintah daerah dalam menjual keindahan objek wisata sehingga menimbulkan efek positif bagi pembangunan.

"Yang membuat saya gemas adalah, kita kalah jauh dengan Berau Kaltim. Jadi dulu tidak ada penerbangan ke Berau, jadi kalau orang di jawa mau ke Derawan atau ke pedalaman lain lewat udara pasti lewat Tarakan. Sekarang, bisa dari Jawa transit ke Balikpapan dan langsung ke Berau. Jadi artinya Berau dapat memanfaatkan wisatanya dan berefek kepada pembangunan. Sehingga hal ini berdampak hilangnya potensi yang dulu didapatkan Tarakan,"tuturnya.

"Ini penting karena postur ekonomi Kaltara hampir sama dengan Kaltim. Kaltim pernah berjaya di Kehutanan, kemudian tambang dan mulai ke wisata. Nah, kalau tidak begitu tidak ada lagi yang dapat diharapkan. Kayu sudah mulai habis, hasil tambang menipis, sehingga potensi wisata dapat dikembangkan untuk mempertahankan pendapatan daerah,"terangnya.

"Memang kalau ini tidak diterapkan sesegera mungkin, kita berada di ancaman fase hampa. Fase hampa ada di mana daerah tidak lagi dapat mengandalkan salah satu potensi daerahnya," tukasnya.(*) 


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories