HK News

Foto

Pembobolan Data, Berpotensi Menimbulkan Turunnya Kepercayaan Masyarakat

TARAKAN - Maraknya kasus pembobolan data pada beberapa lembaga layanan, menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Seperti yang pernah terjadi pada kedua lembaga layanan seperti BPJS Kesehatan dan Telkomsel.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara, menuturkan selain rawannya penyalahgunaan data, pembobolan data tersebut juga berpotensi dapat mengambil investasi seseorang yang menjadi korban pada lebih dari satu jasa layanan yang digunakan.

"Pembobolan data tentu ini sangat berbahaya, pertama pelaku bisa menyalahgunakan identitas korban dengan tujuan tertentu. Kedua, pelaku bisa saja mengambil tabungan asuransi korban," ujarnya (31/5).

Menurutnya, selain merugikan korban pemilik data, pembobolan data juga dapat merugikan lembaga layanan tertentu dengan hilangnya kepercayaan masyarakat. Sehingga kurangnya kepercayaan, membuat pengguna akan mencari lembaga yang dianggap lebih terpercaya untuk menjaga keamanan identitas pengguna layanan.

"Tentunya jika terjadi pembobolan data, ini akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga tertentu. Misalnya lembaga jaminan sosial," tukasnya.

Menurutnya, sebuah lembaga atau instansi memiliki tanggung jawab penuh dalam menjaga privasi client atau pengguna. Mengingat, hadirnya keraguan dapat menghasilkan traumatis yang memerlukan waktu lama untuk kembali mendapatkan kepercayaan.

"Ini bisa menjadi PR semua instansi dan Lembaga. Karena ketika masyarakat sudah menyerahkan identitas kepada sebuah lembaga, maka itu merupakan bentuk kepercayaan dan lembaga seharusnya dapat menjaga kepercayaan itu. Karena kepercayaan itu mahal," jelasnya.

Dokter yang juga menjabat sebagai Dirut RSUD tersebut mencontohkan, sejauh ini pihaknya sangat menjaga privasi pasien ke ranah publik. Lanjutnya, pihak akan memberikan sanksi tegas kepada oknum jika menyalahgunakan jabatan dan profesinya untuk tidak bersikap profesional dalam menjaga kerahasiaan identitas pasien.

"Dari kami sendiri, RSUD sangat menjaga privasi pasien. Kami selalu menanamkan kepada pegawai kami agar tetap menjaga integritas dan profesional. Tentu jika ada yang melanggar kami akan memberikan sanksi tegas karena hal ini cukup fatal," ujarnya. 

"Selain itu, jika tidak ditindak tegas maka hal tersebut berpotensi menjadi bisnis baru oknum yang melakukan jual-beli data. Karena bisa saja, data seseorang diperjual belikan untuk kepentingan tertentu oleh orang tidak bertanggung jawab," sambungnya.

Sehingga kasus pembobolan data tidak dapat dipandang remeh dan dapat menjadi PR setiap lembaga dan instansi. Mengingat hal tersebut juga berpotensi berimbas pada lembaga lainnya yang telah menjalankan prosedur sesuai aturan.

"Hal ini juga bisa menghasilkan traumatis dan phobia masyarakat dalam mengurus keperluan administratif di mana pun dan akan berimbas kepada semua lembaga atau instansi. Hal itu karena tertanamnya kecurigaan dan kekhawatiran dari pengalaman sebelumnya. Sehingga itulah, menurut saya pembobolan data ini bukanlah masalah sepele," pungkasnya.(*) 


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories