Tarakan - Setelah mengalami kekurangan tabung oksigen beberapa waktu lalu, kini Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) kini bisa bernapas lega. Mengingat sebelumnya, RSUKT selama ini cukup kewalahan dalam menjemput tabung oksigen dari pemasok.
Saat dikonfirmasi, Dirut RSUKT, dr Joko Hariyanto, menuturkan bantuan pasokan oksigen yang datang hanya bertahan beberapa hari saja.
“Kita bersyukur ya ada penamabahan oksigen, mudah-mudahan bisa menalangi kekurangan yang ada," ujarnya (2/8).
Lanjutnya, ia berharap setiap seminggu dua kali bisa didatangkan dari luar Tarakan. Karena jika mengandalkan dari Tarakan dengan angka pasien Covid-19 saat ini tentu tidak mencukupi.
“Karena produksi hanya 240 tabung sementara, kebutuhan sudah mencapai 400 tabung lebih. Kebutuhan rumah sakit meningkat drastis. Rata-rata kalau di kita 100 tabung per hari,” sebut dr. Joko.
Selama ini lanjut dr. Joko, pihaknya mengambil secara maraton dari pabrik atau sistem jemput bola. Sehingga petugas rumah sakit bolak balik ke Kelurahan Juata Laut selama 24 jam.
“Ada tiga armada jalan terus selama 24 jam. Setiap ada 5 tabung langsung diangkut. Setiap ada 5 tabung kita angkut dan sampai sini kita pasang,” jelasnya.
Lebih lanjut dr. Joko membeberkan untuk harga tabung dengan kapasitas 6 kubik dihargai Rp 200 ribu ditambah pajak Rp 20 ribu sehingga total Rp 220 ribu.
“Kalau yang ini kita ambil dari luar sama harganya dengan di Tarakan tetapi ada subsidi dari pemerintah kota untuk isinya,” jelasnya.
Dijelaskannya, biasanya pemakaian jika diberikan 70 tabung maka akan langsung habis. Karena di dalam RSUKT saat ini ada 20 pasien, semua menggunakan oksigen. Ada pasien Covid-19 yang menggunakan oksigen dengan tekanan tinggi sebanyak 5 pasien.
“Kalau pasien biasanya 4 sampai 5 liter normalnya, kalau ini ada yang samapi 15 liter per menit, ada yang tekanan tinggi,” bebernya.
Lebih lanjut ia menambahkan, untuk alat ventilator yang tersedia hanya ada di ruang ICU RSUKT. Di ruangan perawatan isolasi belum ada karena belum masuk kategori ruang bertekanan negatif.
“Sehingga jika benar-benar darurat kita rujuk ke RSUD Provinsi Kaltara. Gejala sedang dan berat saja diterima. Kalau ringan tidak diterima di rumah sakit dan disarankan isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan Dinkes Tarakan dan Puskesmas,” tandasnya.(hk)
0 Comments