hariankaltara.com, SEBATIK - Pelaku yang membawa sabu 7,1 kg digagalkan Satgas Pamtas 623/BWU terungkap di Pos Aji Kuning adalah mantan dosen di Universitas Polewali Mandar.

BS bergelar sarjana ekonomi ini telah dilimpahkan kasusnya ke Satreskoba Polres Nunukan dilakukan penyidikan lebih lanjut.

Dikatakan Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 623/BWU Letkol Inf Yordania, BS ketahuan membawa sabu ketika barang pelintas dari perbatasan diperiksa unsur TNI yang bertugas di Pos Aji Kuning.

"Waktu penumpang naik dari pelabuhan menuju salah satu mobil, anggota kami panggil dan seperti biasa melakukan pemeriksaan barang bawaan. Setelah dibongkar barangnya tidak mau, anggota kami sempat kebingungan," jelasnya.

Ternyata, yang membuat BS tidak mau barang bawaannya diperiksa aparat TNI yang berjaga di perbatasan berisikan barang terlarang yang diduga adalah narkotika jenis sabu.

Sementara, Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar mengatakan BS warga Poliwali Mandar. Diduga sabu ia dapatkan dari Tawau. "Bukan sekali terjadi, arus masuknya barang haram ini dari Malaysia sangat deras sekali," ujarnya.

Ditambahkan Kasat Resnarkoba IPTU Lusgi Simanungkalit, BS salah satu mantan dosen di salah satu universitas Polewali Mandar, Sulawesi Barat, namun tidak aktif.

"BS sebagai kurir, dia juga sudah berhasil meloloskan narkotika sebanyak 15 kg menuju Sulawesi melalui jalur laut," kata dia.

Langkah BS terhenti saat aparat TNI gagalkan aksinya membawa 7,1 kg sabu. Ia dijanjikan upah Rp 40 juta oleh bandar sabu. Polisi masih melakukan pengembangan jaringan sabu internasional tersebut.(hk4)