hariankaltara.com, TARAKAN - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Tarakan Yosef Benyamin menyebutkan program pemasyarakatan pada 2020 ini termasuk sarana asimilasi dan edukasi.
Di Lapas Tarakan, sarana asimilasi dan edukasi baru mulai digalakkan. Narapidana yang dapat lolos sarana asimilasi dan edukasi diseleksi oleh tim pengamat pemasyarakatan sehingga tidak mudah masuk program ini bila tidak dibarengi kemauan kuat oleh napi.
"Asimilasi itu tidak semua narapidana karena ada syarat tertentu, di lapas itu ada tim pengamat pemasyarakatan yang menyeleksi warga binaan yang bisa melakukan aksi-aksi kegiatan di dalam lapas maupun diluar lapas," ungkap Kepala Lapas Kelas II A Tarakan, Yosef Benyamin yang sebulan terakhir ini berdinas di Tarakan dari Lapas Sragen.
"Hari ini kita dapat 14 orang napi, mereka memenuhi syarat bisa digunakan untuk kerja asimilasi, karena ada program dari pemasyarakatan tahun 2020 sarana asimilasi dan edukasi. Ini yang sedang kita galakkan di beberapa lembaga pemasyarakatan. Di Tarakan kita baru mulai mohon dukungannya," ucap Yosef.
Dijelaskan Yosef, sarana asimilasi ini dimana narapidana membaur dengan masyarakat seperti bekerja di luar lapas. Bisa saling bertukar pikiran dengan pak RT, lurah, bahkan dari instansi pemerintahan lainnya.
"Tapi ada asimilasi ada edukasi, yang punya bakat bertani tinggal di dalam sakit-sakit badannya tidak berkembang. Beternak, tanam sayur, itu menjadi hal baik apalagi di tengah COVID-19 kita dituntut ada ketahanan pangan, mereka tanam cabai, terong," urainya.
"Mereka katakan kepada Kalapas, kemarin kami melanggar, hari ini kami ikut belajar besok kami ikut membangun, terharu dengar kata-kata seperti itu. Untuk membina narapidana bukan hanya pegawai lapas tapi kita semua, kita sepakat lapas Tarakan sedikit demi sedikit ke arah yang lebih baik," tutur Yosef.(hk3)
0 Comments