HARIANKALTARA.COM — Meski berada di perbatasan utara Indonesia, namun fasilitas-fasilitas kedinasan di Kota Tarakan masih banyak yang perlu ditambah. Salah satunya fasilitas penting yang harus ada di dalam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kepala Pelaksana BPBD Tarakan, Abdul Azis mengatakan Tarakan menjadi tempat transit terbesar di Kaltara, jelas speedboat adalah kendaraan favorit yang paling banyak dipakai penumpang.
“Untuk bencana di Tarakan agak turun dibanding 2015 lalu, tapi sayangnya dukungan logistik dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) berkurang banyak. Dibanding tahun-tahun sebelumnya itu lebih dari 70 persen turunnya,” kata Abdul di kantor BPBD Tarakan.
Selama ini bencana yang paling sering terjadi di Tarakan adalah kebakaran, banjir, tanah longsor, kecelakaan laut maupun darat dan beberapa kali gempa. Dikatakannya lagi, setidaknya ada 3 program yang akan dicanangkan Wali Kota Tarakan tentang perbencanaan.
“Pertama kita ingin membangun shelter pengungsi yang sifatnya bukan hanya untuk pengungsi, tapi juga untuk kegiatan lain. Seperti pelatihan kepemimpinan dan diklat. Yang kedua yaitu terpenting, kita ingin dibantu adanya pos laut terpadu. Dan terakhir, kita kurang banyak peralatan BPBD,” bebernya lagi.
Abdul menjelaskan, cukup seringnya bencana terbaliknya speedboat di Tarakan menjadi pukulan tersendiri bagi BPBD Tarakan yang tidak mempunyai pos laut terpadu. Fasilitas itu sendiri digunakan untuk percepatan semua satuan pemerintah penanggulangan bencana Tarakan, seperti SAR, BPBD dan lainnya.
Sehingga jika terjadi kecelakaan laut, para tim penyelamat bisa lebih efisien dan lebih cepat dalam menyelamatkan dan memberi bantuan.
“Yang jadi masalah kalau bencana di laut, waktu sangat menentukan. Waktu speedboat terbalik itu kita kan di darat semua, sedangkan mobilisasi ke laut itu memakan waktu setengah jam. Bayangkan berapa nyawa yang bisa diselamatkan kalau kita punya pos laut yang lebih cepat,” tutupnya. (HK3)
0 Comments