TARAKAN - Setelah terjadinya aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) lalu, kini berbagai daerah kembali waspada terhadap ancaman teror di berbagai daerah. Salah satunya Kota Tarakan.

Letak Tarakan sebagai daerah transit dan dihuni oleh berbagai perbedaan, membuat Tarakan menjadi wilayah seksi dalam penyebaran paham radikalisme.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tarakan, Muhammad Haris mengakui jika Tarakan termasuk daerah rentan menjadi sasaran kelompok radikalisme. 

“Dengan kerjasama dengan intelijen yang ada, sampai sejauh ini memang kita masih waspadai terus, kita pantau terus. Karena harus diakui sebagai wilayah yang memiliki beragam latar belakang penduduk Tarakan cukup rentan menjadi sasaran paham Radikalisme,” ujarnya (30/3).

Meski demikian menurutnya jumlah kelompok yang diduga tidaklah besar, lanjutnya, pihaknya juga akan terus memaksimalkan pengawasan. Bahkan menurutnya, pihaknya juga membutuhkan ketjasama kepada masyarakat dalam memberikan informasi.

“Perlu sinergisitas perilaku yang baik, terutama pemangku kebijakan itu harus humanis lah dengan masyarakat. Sehingga betul-betul rasa kemanusiaan itu bisa terwujud rasa aman dan damai di Tarakan,” terangnya.

Meski demikian, menurutnya masyarakat tidak dengan mudah terpapar paham radikalisme jika sebagian masyarakat hidup di dalam garis kesejahteraan. Sehingga ia bersyukur sebagian masyarakat Kota Tarakan masih dalam kondisi sejahtera.(*)