TARAKAN - Yayasan Taman Anak Sejahtera atau TAS Kampung Satoe Tarakan berdiri pada tanggal 13 Mei 2016 Silam diresmikan langsung oleh Menteri Sosial RI saat itu yakni Ibu Khofifah Indar Parawansa. Sejak berdiri TAS mulai aktif melakukan berbagai kegiatan sosial yang menyangkut kesehatan, kesejahteraan dan perlindungan Balita.

Yayasan Taman Anak Sejahtera, atau TAS Kampung Satoe ini didasari atas fenomena makin maraknya kasus Human Trafficking (perdagangan anak), anak dibuang, penelantaran balita, serta berbagai kasus kekerasan terhadap anak, dan gizi buruk balita, yang dikarenakan faktor kemiskinan, keterdesakan ekonomi, penelantaran dari orang tua, yang berakibat buruk pada tumbuh kembang anak, sehingga tidak terpenuhinya hak-hak anak secara layak dan baik. 

Kepada Harian Kaltara, Pendiri Yayasan Taman Anak Sejahtera atau TAS Kampung Satoe, yakni Rina Kurnia Handayani, ST, M.IP menyatakan, jika misi TAS ini lebih fokus untuk menyelamatkan dan merawat balita-balita dan anak-anak terlantar, memberikan hak hidup dan hak pengasuhan, pemeliharaan, perawatan kesehatan, dan pendidikan yang layak pada balita.

"Selain itu juga Yayasan ini mengambil alih fungsi orang tua dalam pengasuhan, perawatan dan pemeliharaan kesehatan serta pendidikan bagi para orang tua yang sibuk atau berstatus sebagai pekerja. Kami juga memberikan edukasi kepada para orang tua tentang perawatan dan pengasuhan anak yang baik dan benar, terutama kepada orangtua dari golongan kurang mampu yang belum memiliki pengetahun yang baik tentang cara mengasuh anak yang tepat." terangnya.

Rina mengungkapkan, kegiatan yang selama ini yang telah dilakukan oleh pihaknya diantara lain menangani balita terlantar, korban kekerasan dan kurang gizi dari kalangan ekonomi tidak mampu, dan balita kurang beruntung lainnya mulai dari usia 0-5 tahun yang membutuhkan bantuan dari kegiatn Visit Home atau kunjungan dari rumah kerumah dengan memberikan bantuan nutrisi berupa susu, snack dan kebutuhan dasar lainnya yang melibatkan tim pekerja sosial lembaga yang terdiri dari pengurus yayasan, dokter, psikolog, tenaga keperawatan dan kebidanan, rekan-rekan media dan juga didukung oleh SAKTIPEKSOS dari Kementrian Sosial dan dari Dinsos kota Tarakan.

Menurut Rina, Keberadaan TAS Kampung Satoe ini adalah yayasan anak NGO (Non Goverment Organization), namun Yayasan inijuga  bermitra dengan Kementrian Sosial RI dan Dinsos utk perijinannya.

"Dalam operasionalnya kami mengupayakan sendiri melalui kegiatan Penitipan Balita (berbayar) & Kelompok Bermain (KB), untuk membantu kegiatan sosial-sosial kami dilapangan dengan sistem subsidi silang, disamping juga support dari berbagai unit usaha dan bisnis lainnya yg dikelola oleh Management Kampung Satoe, seperti Apotek, Homestay & Cafe. Selama ini Yayasan kami memberikan bantuan bukan saja untuk menyalurkan bantuan dari Kemensos saja, namun juga dari pihak-pihak lain yang Peduli, selebihnya mandiri yang diambil dari unit-unit bisnis lain yang dikelola sendiri." jelasnya.

Rina menambahkan, dengan kondisi saat ini, merebaknya wabah covid 19 berdampak pada unit usaha yang dikelolanya. " Usaha saya merosot tajam mas, dan berdampak pada yayasan ini, sehingga saya kesulitan untuk membantu balita-balita binaan saya. Namun saya tidak bisa berhenti untuk peduli kepada mereka (Balita-balita itu), karena selalu terbayang wajah-wajah mereka dibenak saya," imbuhnya 

"Saya selalu bertanya dalam hati, jika saya tidak lagi bantu mereka? Bagaimana nasib mereka kelak? Karena itu saya akan terus berupaya dengan apapun caranya bisa membantu para balita binaan saya, alhamdulilah teman2 saya dari luar Tarakan, kakak saya dan termasuk takmir masjid dari luar Tarakan ikut berpartisipasi membantu saya. Semoga Allah membakas kebaikan mereka mas, karena ininbukan untuk saya pribadi, tapi untuk anak-anak kita, mereka bukan anak kandung saya, tapi itu saya anggap anak saya dan anak-anak kita semua." ujarnya dengan sedih.

Penulis: */hk2-red