TARAKAN - Kebijakan yang diambil Walikota Tarakan dengan tidak memprioritaskan Tenaga Kesehatan (Nakes) yang sudah atau pernah tertular covid-19 untuk divaksinasi, ternyata tidak dipermasalahkan sejumlah Nakes di Kota Tarakan.
Salah satunya ialah Hasan Ashari yang merupakan perawat di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT). Hasan menerangkan, terkait kebijakan walikota cukup wajar, mengingat saat ini negara belum mengumumkan keamanan manusia yang pernah tertular untuk divaksinasi. Sehingga menurutnya, langkah tersebut sudah cukup tepat demi keamanan.
"Kalau soal itu, dari kebijakan yang dikeluarkan presiden kan belum ada penelitian semacam itu. Bahwa vaksinnya belum bisa digunakan oleh yang pernah terpapar, mungkin sementara walikota mengikuti itu dulu, mungkin nanti setelah ada penelitian bisa saja ada kebijakan baru," ujarnya, (11/2).
"Yang terpapar kan kemungkinan besar antibodinya sudah kuat. Tapi walaupun sudah kuat tetap masih harus menerapkan protokol kesehatan. Kalau dari saya sih tidak masalah terhadap kebijakan itu," sambungnya.
Ia menerangkan, sebenarnya dirinya masih khawatir terhadap penularan covid-19. Meski demikian, menurutnya hal tersebut bisa dihindari dengan menjaga interaksi sehari-hari.
"Sebenarnya masih khawatir juga, orang terkena satu kali bukan berarti sudah bebas. Ada juga yang sudah pernah kena, sembuh terus tertular lagi. Makanya meskipun sudah pernah tertular kekhawatiran tertular lagi pasti ada lah," jelasnya.
Terkait banyaknya Nakes yang tertular, ia menduga hal tersebut bisa saja terjadi akibat kelalaian individu dalam memasang atau melepas APD. Sehingga, dengan kelalaian tersebut menjadi jalan masuknya virus.
"Kalau dari SOP pelayanan saya kira selama ini sudah cukup baik, memang namanya manusia pasti ada saja yang tidak disiplin saat melepas APD selesai berdinas. Mungkin saat itulah teman Nakes tertular,"dugaannya.
Sementara itu, Desi Suherly Padly Sopir pengangkut pasien covid-19 yang juga sempat tertular covid-19, menerangkan jika dirinya sama sekali tidak mempermasalahkan kebijakan tersebut. Sebagai seorang yang berinteraksi secara langsung kepada pasien covid-19, ia meyakini jika seorang yang pernah terpapar memiliki antibodi lebih kuat.
"Kalau pendapat pribadi, tentu saya tetap mengikuti anjuran pemerintah. Kalau aturan pemerintah menganggap yang sudah terkena tidak layak divaksin, saya ikuti saja. Tapi kalau memang harus divaksin, tentu saya bersedia," terangnya.
"Tentu saya mengikuti kebijakan pemerintah, karena pastinya pemerintah sudah memberikan yang terbaik kepada masyarakatnya,"lanjutnya.
Ia menegaskan, meski sudah sembuh dari covid-19, namun ia tetap menerapkan protokol kesehatan dalam bekerja. Sehingga ia berharap tidak ada petugas medis yang mengalami hal yang sama.
"Secara pribadi saya sama sekali tidak khawatir. Meskipun yang pernah tertular bisa tertular lagi, tapi saya yakin hal itu bisa diminimalisir. Saya pun juga tetap melaksanakan protokol kesehatan," terangnya.
Salah satu perawat Puskesmas Karang Rejo yang telah menjalani vaksinasi tahap pertama, Darobianto menerangkan, jika sejauh ini vaksinasi berjalan cukup aman.
Pasca divaksin, ia menegaskan dirinya tidak mengalami efek samping apapun dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Sehingga menurutnya vaksin sinovac cukup aman untuk masyarakat.
"Setelah divaksin minggu lalu tidak ada efek samping apapun. Saya juga langsung beraktivitas. Biasa saja itu cuma seperti kita disuntik imunisasi waktu kecil,"ungkapnya.
Dijelaskannya, sejauh ini masyarakat yang anti terhadap menganggap vaksin berpandangan cukup berlebihan terhadap vaksin itu sendiri. Sehingga menurutnya, hal itulah yang menyebabkan kekutan bagi sebagian masyarakat.
"Kalau saya lihat, sebenarnya ketakutan itu timbul dari masyarakat sendiri. Mereka terlalu percaya kelompok tertentu yang kontra pemerintah untuk menyebarkan berita negatif terhadap vaksin yang tidak terbukti kebenarannya. Sehingga masyarakat percaya dan muncul ketakutan itu,"terangnya.
Meski telah menjalani vaksinasi, ia mengakui jika dirinya tetap melakukan protokol kesehatan dalam beraktivitas. Meski demikian ia mengaku cukup lebih tenang dibandingkan sebelum menjalankan vaksinasi.
"Tetap pakai masker, tetap cuci tangan dan menjaga jarak. Tapi kekhawatiran tertular sudah sedikit berkurang setelah divaksin," pungkasnya.(*)
0 Comments