TARAKAN - Pro dan kontra pernyataan warga di Kalimantan Utara (Kaltara) terhadap kehadiran vaksin Covid-19. Walaupun tahap pertama pemberian vaksin akan dirasakan tenaga medis (nakes) di Kaltara.
Tanggapan warga bermacam-macam, sebagian ada yang mendukung dan ada yang menolak jika diberikan vaksin. Alasannya pun beragam, dari meragukan keampuhan vaksin, kehalalannya, hingga efek samping yang ditimbulkan setelah dimasukan ke dalam tubuh.
Warga Tarakan, Kie Pie mengatakan, vaksin ini sangat diharapkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat melambat drastis satu tahun terakhir. Namun warga harus disiplin menjalankan adaptasi kebiasaan baru seperti memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan tidak berkerumun.
"Patuhi protokol kesehatan sampai semua masyarakat tervaksin merata. Adaptasi kebiasaan baru harus terus dilakukan juga karena berkembang kabar adanya COVID-19 yang terus bermutasi. Kalau saya secara pribadi sangat menantikan untuk divaksin secepatnya," ungkapnya.
Doni warga Tarakan, menuturkan siap untuk divaksin agar menigkatkan ketahanan tubuh dari penularan Covid-19. "Kalau saya siaplah, semakin cepat semakin bagus," jelasnya.
Andi warga Bulungan mengatakan, ia tidak setuju jika diberikan vaksin karena selain belum pernah terpapar, dirinya merasa dalam keadaan sehat-sehat saja.
"Kalau saya secara pribadi kurang setuju di vaksin karena Alhamdulillah saya sehat dan tidak beraktivitas terlalu banyak diluar rumah atau berkumpul dengan banyak orang," ujarnya.
Mardiah warga Nunukan tidak ingin divaksin karena belum mendapatkan informasi yang jelas jika vaksin Covid-19 yang dibeli Indonesia di luar negeri ini aman untuk dipakai.
"Adakah jaminan untuk kita yang akan divaksin? kalau ada tidak masalah, apakah halal?," tanya Mardiah.
Rahmawati, warga Tarakan lebih memilih untuk tidak divaksin karena selain tidak ada jaminan halal, ia menilai pemberian vaksin ini terlalu buru-buru oleh pemerintah pusat.
"Memangnya halal kah juga tuh? Jangan-jangan masyarakat jadi percobaan. Mestinya waktu dibeli vaksin ini diuji dulu, dan disosialisasikan kepada masyarakat luas secara gamblang, kalau mau vaksin aja duluan kepala daerah dan pejabatnya baru masyarakat," ucapnya.
Roni, warga Malinau mendukung kebijakan pemerintah pusat terhadap pemberian vaksin ini, hanya saja ia menyarankan ada transparansi soal kualitas vaksin agar masyarakat tidak ragu-ragu. Mengingat, ramai informasi di jejaring sosial tentang pro dan kontra vaksin Covid-19 tersebut.
Saat hariankaltara.com meminta tanggapan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltara, Juru Bicara Satgas Agust Suwandy mengatakan, itu hanya reaksi awal warga Kaltara terhadap kehadiaran vaksin covid-19 tersebut.
"Biasa lah setiap kebijakan pasti akan ada reaksi. Kan ini blm mulai dan kita blm bisa memastikan apa yang dikhawatirkan masyarakat, jadi menurut saya manusiawi kalau ada reaksi seperti itu," terang Agust.
"Kami hanya menyampaikan bahwa vaksinasi ini tujuannya sangat baik guna memproteksi masyarakat agar terbentuk herd immunity (kekebalan komunitas) sehingga kita bisa saling melindungi, resiko penularan COVID bisa ditekan," lanjutnya.
Wacana pemerintah RI akan menggelar pemberian vaksin Covid-19 secara serentak se Indonesia pada 14 Januari 2021 termasuk di Kaltara. Tahap pertama akan diberikan vaksin kepada tenaga kesehatan.(*)
0 Comments