TARAKAN - Kepala Kantor Kementerian Agama Tarakan, H.M, Shaberah, S.Ag,MM menerangkan saat ini masyarakat harus waspada terhadap ajaran aliran sesat di tengah masyarakat.
Ia menjelaskan, dalam kajian bersama setidaknya, terdapat beberapa indikator bahwa suatu kepercayaan atau aliran dapat dikatakan sesat. Pelaksanaan ibadah dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan cukup tertutup dari pandangan umum. Selain itu, diterangkannya kegiatan agama sebuah aliran dilakukan di waktu-waktu yang mana aktivitas masyarakat tidak aktif (tengah malam hingga pagi hari).
"Kami mengimbau, kepada masyarakat yang mengetahui, diminta segera malaporkan ke tim koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) Kota Tarakan," ucapnya, (10/3).
Selain itu, ia menuturkan jika pimpinan dalam aliran sesat biasanya bergelar secara dadakan. Dalam artian, ia sebelumnya tidak mendalami ilmu keagamaan kemudian mendadak menjadi ahli.
"Misalnya sebelumnya dia tidak dikenal sebagai ahli agama, tapi secara mendadak berperilaku seperti ulama tiba-tiba mengaku sebagai ustaz," jelas Shaberah.
Lanjutnya, indikator selanjutnya yakni cara beribadah yang tidak umum atau lazim dilakukan, serta adanya tebusan dosa dengan membayar sejumlah uang. Ia menambahkan, Aliran sesat biasanya juga tidak percaya pada malaikat, atau tidak mengakui salah satu rukun Islam. Selain itu, kelompok ini juga tidak mengakui jika Nabi Muhammad adalah nabi terakhir.
"Kalau ada yang mengaku-ngaku nabi, maka dapat dibilang bahwa yang bersangkutan telah tersesat. Mengkafirkan sesama muslim juga menjadi salah satu indikator," tandasnya.(*)
0 Comments