HARIANKALTARA.COM — Masih kurang teraturnya jalanan Kota Tarakan, membuat Kota Tarakan mendapat kritik dari Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) di Balai Pengelola Transportasi Darat BPTD 17 Balikpapan, Utomo Harmawan.
Dirinya mengaku sempat berkeliling jalanan Kota Tarakan selama satu jam dan menilai fasilitas lalu lintas Kota Tarakan masih perlu ada yang dibenahi.
“Fasilitas (lalu lintas Kota Tarakan) yang ada sekarang bentuknya masih sangat kurang. Sebelum rapat, sudah keliling Kota Tarakan 1 jam, saya lihat rambu-rambunya memang sangat kurang. Lalu ketika ada pelebaran jalan, marka jalan yang baru dipasang itu malah dilapis lagi,” bebernya.
Lanjutnya, jika ada pengerjaan pelebaran jalan, Utomo menyarankan agar marka jalan tidak dilapis lagi dan perlu koordinasi lebih intens antara pihak Dinas Perhubungan (Dishub) dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan.
“Jangan sampai marka jalan yang dipasang Dishub tidak ada koordinasi sehingga DPUTR tidak tahu jadi dilapis lagi. Ini sayang, kan pemborosan uang negara. Beberapa bangunan juga perlu diperhatikan dalam rangka kebutuhan keselamatan jalan,” ujarnya lagi.
Selain itu, masalah sosial dari kesadaran warga juga masih rendah. Dimana sudah ada rambu-rambu jalan, namun masih banyak warga tidak mau menaati. Seperti tetap melakukan parkir liar, menyeberang sembarangan dan sebagainya.
“Beberapa pelarangan sudah ada tapi tidak ditaati warga. Penegakan hukum harus lebih ditingkatkan, harus lebih tegas untuk keselamatan bersama dalam lalu lintas jalan. Zebra Cross untuk kondisi sekarang juga sangat kurang, terutama yang ada fasilitas seperti sekolah dan rumah sakit, kan banyak lalu lalang warga itu,” tutup Utomo.
Sementara itu Kepala Dishub Tarakan, Amren Hamid mengatakan untuk rambu lalu lintas di Jalan Mulawarman dan Jalan Yos Sudarso dinilai tidak kurang. Namun pada ruas jalan tersebut sudah harus menggunakan rambu S yang lebih tinggi dan besar, bukan lagi rambu standar yang saat ini masih digunakan di Kota Tarakan.
“Karena sekarang kendaraan sudah banyak dan pohon sudah besar. Kita (Dishub Tarakan) setiap tahun mengusulkan, ke Provinsi kita usulkan Rp 2 miliar namun keterbatasan anggaran belum terakomodir. Itu bisa sampai (membuat) ribuan rambu,” kata Hamid saat diwawancara.
Hamid tidak menyangkal keterbatasan anggaran memang menjadi faktor terbesar kurangnya rambu di jalanan Kota Tarakan, termasuk zebra cross. Dimana idealnya di perempatan besar seperti simpang Ladang serta perempatan GTM perlu diberi zebra cross. (HK3)
0 Comments