HK News

Foto

Pengamat Menilai, Rencana Belajar Tatap Muka Harus Memprioritaskan Keamanan

TARAKAN - Semakin masifnya penularan covid-19 di Indonesia tak terkecuali Kota Tarakan, membuat sebagian masyarakat belum siap jika pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah dilakukan secara tatap muka.Hal itu, menanggapi wacana pemerintah terkait rencana pelaksanaan belajar tatap muka di awal tahun.

Saat dikonfirmasi, Akademisi Universitas Borneo DR Suyadi S.S.,M.Ed mengungkapkan, wacana tersebut tidak tepat di tengah kondisi penularan covid-19 yang semakin besar. Menurutnya, sebaiknya pemerintah betul-betul mempertimbangkan ulang jika memang wacana tersebut benar adanya.

"Melihat kondisi pandemi covid-19 di Kota Tarakan, mungkin hal ini perlu dipertimbangkan kembali, karena sejauh ini kluster lokal semakin masif. Sehingga perlu pertimbangan yang matang karena saat ini penularan covid-19 sangat masif sehingga jangan sampai sekolah tatap muka membuat kondisi semakin parah,"ujarnya, (11/1).

Ia menuturkan, seharusnya pendidikan harus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan pelakunya. Sehingga, jika hal tersebut terlalu dipaksakan maka tidak membuat pelaksanaan pendidikan berjalan secara optimal

"Di sinilah kesabaran orang tua diperlukan untuk membuat anak betah belajar dari rumah. Karena kalau tatap muka dipaksakan di tengah penularan semakin besar, maka hal itu juga akan menimbulkan kerugian dan pelaksanaan belajar-mengajar juga tidak bisa berjalan seperti yang diharapkan"tukasnya.

Sementara itu, praktisi kebijakan pendidikan United Nations (PBB) Muhammad Nour menerangkan, jika wacana tersebut belum tepat. Mengingat, angka penularan yang terjadi setiap harinya semakin besar. Sehingga, menurutnya saat ini pemerintah lebih terfokus kepada pengembangan vaksin covid-19.

"Kalau melihat tren perkembangan kasus covid-19, seperti belum bisa melakukan proses belajar tatap muka. Belum memungkinkan, karena saat ini vaksin juga masih dalam proses produksi massal barangkali, hal itu bisa dilakukan setelah adanya penyuntikan vaksin,"tukasnya

"Apa salahnya kita menunggu sedikit lagi sampai vaksin betul-betul sudah disuntikan kepada seluruh masyarakat. Karena kalau tidak, bisa saja belajar tatap membuat penularan semakin besar,"sambungnya.

Dijelaskannya, jika memang saat ini proses belajar daring telah menimbulkan kendala dari sisi orang tua dan sebagian guru, menurutnya sebaiknya Dinas Terkait dapat melakukan inovasi terhadap sistem pembelajaran yang telah diterapkan. Lanjutnya, guna menanggani persoalan tersebut dinas terkait dapat menerapkan sistem baru guna memaksimalkan proses belajar mengajar.

"Pertama dengan pengalaman belajar daring selama ini, sekolah tentu dapat memetakan mana siswa atau orang tua yang dapat beradaptasi dengan cepat mana yang sampai saat ini masih berusaha beradaptasi. Kemudian baru kita masuk ke metodologinya, seperti durasi belajar dan jenis penugasannya. Setelah itu sekolah bisa menyesuaikan penerapannya kepada siswa,"tuturnya

"Memang tidak mudah, tapi dengan kondisi saat ini tentu sekolah memiliki kewajiban dalam memberikan transfer materi secara maksimal untuk menyesuaikan keadaan. Karena, kondisi tidak terduga, sehingga mungkin sebagian siswa tidak siap dalam menghadapi belajar yang diterapkan saat ini,"pungkasnya.(*) 


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories