HK News

Foto

IDI Kaltara Menilai Vaksin Covid-19 Cukup Aman

TARAKAN - Vaksin Covid-19 produksi Sinovac di China telah didistribusikan ke seluruh tanah air. Meski demikian, hingga saat ini vaksin covid-19 masih menjadi pro dan kontra di masyarakat. Mengingat sebagian kecil masyarakat, meragukan keamanan virus tersebut.

Saat dikonfirmasi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara dr Franky Sientoro Sp.A menjelaskan, jika vaksin Covid-19 cukup aman untuk masyarakat. Hal tersebut karena vaksin tersebut telah melalui berbagai tahap dan uji secara klinis yang melibatkan berbagai ahli.

"Perihal keamanan vaksin tentunya dijamin, karena semua melalui tahap penelitian, tahap uji coba, tahap halal dan non halalnya itu sudah semua dilakukan oleh pemerintah, terutama lewat penelitian di Bandung kemudian oleh Balai POM, dan itu sudah dilakukan semua. Jadi masyarakat tidak perlu takut ataupun khawatir masalah ini," ujarnya, (8/1).

Ia mengakui jika terdapat sebagian kecil kelompok masyarakat yang menolak vaksin covid-19. Ia menuturkan, kelompok tersebut disebut kelompok anti vaksin yang sudah ada sejak lama. Sehingga kelompok tersebut tidak hanya lahir di saat pandemi covid-19 saja, namun sudah ada sejak beberapa dekade silam.

"Artinya, kelompok anti vaksin,  memang ada beberapa persen dari masyarakat kita yang sangat gencar memprovokasi masyarakat supaya tidak vaksin. Dan itu bukan hanya vaksin Covid-19, tapi juga vaksin-vaksin yang sudah sejak dulu sampai sekarang dilakukan, dan itu sangat gencar sekali memprovokasi soal itu,"jelasnya.

"Kelompok anti vaksin itu, sudah lama, bukan hanya sekarang ini mereka terbentuk.
Meski begitu, kelompok medis berjalan terus. Karena sejauh ini vaksib terbukti dan berhasil memberantas dan mengurangi kasus pandemi,"sambungnya.

Ia menuturkan, sejauh ini pihak yang meragukan vaksin tidak dapat membuktikan atas klaim yang dituduhkan. Sehingga diduga, sikap anti yang dilakukan kelompok anti vaksin, bukan hanya terfokus pada kesehatan saja, namun juga terdapat kepentingan lainnya di luar kesehatan.

"Kalau mereka berpandangan tahap penelitian vaksin tersebut belum selesai, dari mana mereka mendapat bukti bahwa penelitian tersebut belum selesai, apakah mereka punya kemampuan ilmunya atau kah kemampuan yang bisa membuktikan bahwa proses  ilmiahnya itu belum selesai," terangnya.

"Sejauh ini belum ada yang membuktikan bahwa vaksin ini belum melewati tahap-tahap penelitian. Yang namanya produk, apalagi produk ilmiah, itu pasti ada tahapannya. Itu bukan hanya terjadi di Indonesia saja, kelompok anti vaksin seperti itu juga ada di luar negeri," lanjutnya.

Lanjutnya, ia menjelaskan vaksin covid-19 bekerja dalam memperkuat antibodi. Meski virus covid-19 telah mengalami berbagai macam mutasi, namun pihaknya meyakini jika vaksin tersebut dapat menangkal berbagai jenis mutasi virus.

"Jadi vaksin ini memberikan antibodi, jadi kekebalannya spesifik. Antibodi yang terbentuk itu jenisnya antibodi yang hormoral jadi antibodi yang spesifik terhadap Covid. Walaupun dari beberapa penelitian adanya mutasi baru, antibodinya itu kemungkinan masih bisa melawan mutasi yang baru ini. Jadi tiap-tiap orang yang sudah disuntik punya kekebalan terhadap yang divaksinkan tadi," jelasnya. 

"Vaksin itu disuntik minimal 2 kali. Kalau saya memprediksi mungkin 3 kali, tapi minimal 2 kali suntik. Disuntik hari ini, 4 minggu kemudian disuntik lagi," pungkasnya.(*) 


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories