TARAKAN - Dalam rangka mendorong perekonomian syariah melalui program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara (KPwBI Prov. Kaltara) memberikan bantuan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana prasarana penunjang lini usaha pesantren berupa sarana prasarana minimarket, mesin cup sealer, mesin produksi batako, serta sarana prasarana usaha peternakan ayam kampung kepada Pondok Pesantren Hidayatullah dan Miftahul Ulum. Bantuan senilai lebih dari Rp400 juta tersebut diserahkan langsung oleh Kepala KPwBI Prov Kaltara, Yufrizal, kepada kedua Pimpinan Pondok Pesantren tersebut, pada hari ini (1/4) bertempat di Pondok Pesantren Hidayatullah, Tarakan.
Kegiatan ini langsung dihadiri oleh Walikota Tarakan, dr. Khairul M.Kes, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Yufrizal, dan Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah dan Miftahul Ulum. Selain itu turut hadir Direktur LPPOM Provinsi Kaltara, Ketua Kemenag Kota Tarakan, Kepala Dinas Kesehatan serta Kepala Dinas Perindustrian,
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Yufrizal, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya mendorong perekonomian syariah melalui program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, khususnya di wilayah Kalimantan Utara.
“Ditengah pandemi covid-19 ini, setiap negara dituntut untuk dapat memiliki sumber perekonomian yang baru. Di Indonesia sektor ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia tentunya menyimpan potensi yang sangat besar, terutama sebagai penyokong sumber pertumbuhan ekonomi baru dalam negeri”, pungkasnya.
Lebih lanjut Yufrizal juga meminta dukungan dari dinas terkait untuk mensukseskan peningkatan mutu produk hasil pesantren terutama dibidang perizinan yang dibutuhkan guna memastikan produk pesantren tersebut dapat dikomersilkan secara luas.
“Dengan perizinan yang lengkap, mutu yang terus dijaga serta kualitas produk yang terus ditingkatkan, produk hasil pesantren ini tentu dapat dipasarkan secara luas dipasar domestik Tarakan maupun Kaltara dan diharapkan dapat memiliki nilai akseptansi pasar yang tinggi di tengah masyarakat Tarakan maupun Kaltara. Hal ini tentu selaras dengan arahan Gubernur Kaltara yang menggalakkan kampanye konsumsi produk lokal Kaltara”, tutur Yufrizal.
Pada kesempatan tersebut, Ustadz Tamrin, sebagai salah satu penerima manfaat menyampaikan rasa terimakasihnya atas bantuan yang telah diberikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara ini.
“Melalui bantuan ini, kami harap pesantren, khususnya Pondok Pesantren Miftahul Ulum dapat menjadi pesantren yang mandiri dan tidak menggantungkan kebutuhan internal pesantren pada pengajuan proposal-proposal bantuan kepada pihak lain”, ungkap Tamrin.
Pada kesempatan yang sama, Khairul, menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah membantu perekonomian syariah Kota Tarakan melalui Program Sosial Bank Indonesia ini. Khairul berharap melalui bantuan ini, Pesantren dapat memiliki usaha yang dapat memenuhi kebutuhan pesantren sendiri dan bahkan dapat melebarkan sayap usahanya kepada masyarakat sekitar.
“Kami mengapresiasi langkah Bank Indonesia dalam upayanya mengembangkan sektor ekonomi syariah melalui pengembangan kemandirian ekonomi pesantren”, ujar Khairul.
“Kami juga menghimbau kepada dinas terkait, khususnya Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan serta LPPOM MUI untuk dapat membantu masalah perizinan produk hasil usaha pesantren ini, sehingga produk tersebut dapat segera dipasarkan kepada masyarakat Kota Tarakan dan bahkan kepada masyarakat Kaltara”, sambungnya.
Bank Indonesia telah menyusun strategi pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah melalui Blueprint Ekonomi dan Keuangan Syariah. Melalui Blueprint Ekonomi dan Keuangan Syariah ini terdapat 3 area penguatan yang menajadi fokus utama penguatan ekonomi syariah di Indonesia, yaitu: Penguatan Infrastruktur termasuk infrastruktur digital, Penguatan Kelembagaan yang antara lain ditempuh melalui pengembangan Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN), dan strategi penguatan yang terakhir adalah Perluasan Implementasi melalui antara lain replikasi bisnis model pesantren.(*)
0 Comments