HARIANKALTARA.COM — Terbentuknya BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) Kaltara di Tarakan, aparat keamanan beserta pemerintah Tarakan lebih gencar lagi dalam membasmi narkoba.
Dikatakan Kepala BNNP Kaltara, Brigjend Pol Ery Nursatari, saat ini ada sekitar 14.000 jalur tikus untuk menyelundupkan narkoba yang harus menjadi PR bagi pihak mereka.
“Jadi kita tidak henti-hentinya mengajak komponen bangsa karena kita darurat narkoba, kita perang melawan narkoba, mari jangan santai lagi. Sosialisasi untuk menggugah dan mengingatkan semangat basmi narkoba lagi,” bebernya.
Bukan hanya dari petinggi pemerintahan, namun murid SMA juga turut disosialisasi untuk menyadarkan bahaya narkoba di kalangan anak sekolah.
Dikonfirmasi perihal adanya 14.000 jalur tikus yang bisa dijadikan jalur untuk menyelundupkan narkoba di Kaltara ini, Ery berharap seluruh komponen masyarakat ikut mengawasi dan memerangi penyelundupan tersebut.
“Kalau Angkatan Laut dan lainnya itu, tidak akan menutup walau dipagar betis, tapi bukan itu asumsinya. Makanya semua peran komponen masyarakat ikut mengawasi, RT (Rukun Tetangga) dan RW (Rukun Warga) juga, jangan sampai apatis dengan tidak memberi informasi ke kita,” ujar Ery lagi.
Dikonfirmasi jika ada instansi yang mau memerangi narkoba karena hanya ingin mencari rating instansi mereka, Ery menjelaskan hal tersebut sebagai saran bagi instansi lain yang belum peduli terhadap narkoba.
Dimana dalam menyelesaikan masalah narkoba tidak boleh dalam 1 sektor saja, namun harus saling merangkul dan bekerjasama semua lintas sektor. Ery juga menegaskan kesulitan apapun yang dihadapi teman criminal justice system di lapangan, harus saling terbuka dan transparan serta tidak boleh disembunyikan lagi.
“Saya kalau tidak dibantu teman-teman di bandara, rekan-rekan (instansi) dan teman wartawan juga tidak akan berhasil (memberantas narkoba). Antar instansi tidak boleh ada yang merasa hebat, karena ini harus diperangi bersama. Disampaikan kesulitannya untuk kita saling bantu nanti,” pungkas Ery lagi.
Sementara itu Wakil Gubernur Kaltara, Udin Hianggio menuturkan Ketua RT merupakan ujung tombak perihal permasalahan 14.000 jalur tikus yang ada di Kaltara. Begitupun jika terdapat indikasi bahwa Ketua RT itu sendiri yang ikut terlibat dalam peredaran narkoba, Udin menegaskan Ketua RT yang lain harus ikut mengawasi di dalam forum Ketua RT.
“Ketua RT itu ujung tombak, mereka yang tahu wilayah masing-masing, sekiranya ada hal yang dicurigai, mereka harus selidiki. Peran masyarakat juga sangat penting, murid dan guru. Saya tekankan pada forum RT untuk juga melihat anggota RT-RT ini harus orang-orang yang benar bertanggungjawab,” tegas Udin. (HK3)
0 Comments