HK News

Foto

Legal Establishment Subholding Pertamina Tuntas, Subholding Upstream Siap Dukung Target Pemerintah 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD

Jakarta - Proses transformasi Holding - Subholding Pertamina memasuki tahapan baru yaitu penandatanganan akta pengalihan saham milik PT Pertamina (Persero) di anak perusahaan Pertamina yang berada dalam lingkup grup bisnis Upstream (PHR, PEP, PHI, PEPC, PEPC ADK, PIEP, PDSI, Elnusa, PEPL, dan PEN) kepada PT Pertamina Hulu Energi, yang dilaksanakan pada 01 September 2021 yang lalu. 


"Dalam implementasi restrukturisasi organisasi yang telah ditetapkan sejak tahun 2020, organisasi subholding upstream bertujuan untuk menjadi organisasi yang lean, agile dan efisien", ujar Budiman Parhusip, CEO Subholding Upstream Pertamina, Jumat (10/09). 


Lebih lanjut, Budiman menambahkan bahwa Subholding Upstream melaksanakan transformasi untuk mencapai aspirasi Pertamina di tahun 2024, dengan meningkatkan operational excellence, mempercepat pengembangan usaha, dan meningkatkan kapabilitas dan fleksibilitas. 


Selama lebih dari setahun, Subholding Upstream telah mencatatkan dampak positif di antaranya pengembangan dan pergerakan sumberdaya manusia yang lebih agile dan terintegrasi. 


Selain itu Subholding Upstream Pertamina menjadi Center of Excellence dibidang subsurface untuk mempertajam analisa di setiap tematik teknis. Kemudian Upstream Database yang lebih terintegrasi serta sinergi explorasi dan development di daerah pinggiran atau daerah transisi wilayah kerja (borderless).  


"Contohnya di area transisi PHE ONWJ dan Pertamina EP untuk meningkatkan potensi penambahan cadangan dan sumberdaya migas dan juga di area di PHM, PHSS dan PHKT yang saling berdekatan di Kalimantan Timur", jelas Budiman. 


Lebih lanjut, Budiman menambahkan bahwa melalui Subholding Upstream ini dapat menumbuhkan potensi optimasi biaya melalui efisiensi operasi, implementasi teknologi tepat guna, integrasi procurement dan penggunaan fasilitas bersama melalui program OPTIMUS (Optimasi Upstream). 


"Secara keseluruhan di Subholding Upstream Pertamina , sampai dengan Juli 2021 telah terlaksana lebih dari 125 program OPTIMUS yang terkait dengan optimasi biaya dan berhasil mencapai 112% dari target RKAP YTD Juni 2021 atau sebesar USD 349 juta", tambah Budiman. 


Terkait dengan integrasi procurement, kontribusi terbesar dari cost efficiency di bidang SCM ini adalah proses sentralisasi pengadaan atau agregasi demand. Ini merupakan bagian dari Strategic Planning SCM dalam penggabungan kebutuhan atau permintaan sejenis dari berbagai zona sehingga didapatkan efisiensi melalui pembelian dalam jumlah besar. 


Dengan transformasi ini, Subholding Upstream juga menjadi lincah sehingga dapat memproses persetujuan rencana investasi menjadi lebih cepat. Dalam pelaksanaannya, proses streamlining yang dilakukan menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. 


"Dengan jangka waktu 7 bulan di tahun 2021 ini, persetujuan investasi berupa Final Investment Decision (FID) telah diberikan untuk 25 proyek, lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya di kisaran 20-25 proyek yang mendapat FID setiap tahunnya", tambahnya. 


Sementara itu, penambahan wilayah kerja baru melalui alih kelola blok Rokan, yang telah menambah portofolio, produksi, dan cadangan secara significant. Bergabungnya blok Rokan juga akan meningkatkan sinergi dalam operasi, produksi, dan biaya di wilayah Regional Sumatera. 


Kinerja Subholding Upstream Pertamina semakin solid dan cemerlang, terlebih pasca diberlakukannya Legal Establishment Subholding Pertamina, 1 September 2021 yang lalu. 


"Berdasarkan data konsolidasi Subholding Upstream, Pencapaian Kinerja Operasional, untuk produksi minyak & gas bumi tercatat di atas angka RKAP Semester 1 yaitu sebesar 850 MBOEPD atau 100.2% RKAP, dan angka lifting mencapai 100% RKAP. Subholding Upstream juga mencatat tambahan cadangan dan sumber daya migas yang lebih baik. Dimana tambahan cadangan P1 di semester 1 tahun 2021 tercatat 36 MMBOE atau naik 234% dibandingkan angka target RKAP YTD Juni 2021 sebesar 16 MMBOE", jelas Budiman. 


Sementara itu, untuk kinerja HSSE tercatat 0 (zero) number of accidents (NoA) dengan pencapaian Safe Man Hours sebanyak 6.4 juta Jam Kerja Selamat. 


"Saya kembali mengingatkan, untuk selalu memprioritaskan aspek HSSE dan menerapkan HSE Golden Rules dalam setiap kegiatan sehingga terwujud pencapaian Zero Accident. HSE Golden Rules juga harus diterapkan dalam upaya pencegahan COVID-19 melalui sikap patuh terhadap aturan/protokol kesehatan, Intervensi/ saling mengingatkan kepada keluarga, kerabat, rekan, dan tetangga kita untuk pencegahan penyebaran COVID-19, dan peningkatan kepedulian kepada lingkungan sekitar di masa pandemi COVID-19", tegas Budiman. 


Begitupun juga dengan laporan keuangan Subholding Upstream Pertamina yang mencatatkan kinerja positif.


"Saya mengapreasiasi upaya para Perwira sehingga dapat menekan cost sebesar 92% dari Rencana Kerja sehingga dapat membukukan keuntungan sebesar 1,041 milyar USD. Sinergi dan optimasi di berbagai bidang akan terus dikembangkan. Perjalanan kita masih panjang, dan Subholding Upstream, terus melakukan perbaikan untuk mendukung pencapaian ketahanan energi nasional dan berkontribusi pada pencapaian Minyak 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD", pungkas Budiman. (*)


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories