TARAKAN - Melihat kepada kemajuan sistem identifikasi identitas di negara maju yang telah menggunakan perangkat lunak, membuat Indonesia kepincut untuk menerapkan hal yang sama.

Sehingga hal itulah yang memicu Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri menyiapkan inovasi sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) online dan identitas digital, yang nantinya akan menggantikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) konvensional. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tarakan, Hamsyah saat dijumpai.

“untuk memudahkan administrasi catatan sipil pemerintah pusat sedang menyiapkan  sistem digital ID pada kartu penduduk, jika tidak ada kartu konvensional lagi.

Diketahui, tahap awal direncanakan 50 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang akan menerapkan ini, namun untuk Kota Tarakan, belum dapat dipastikan. Sebab hal ini baru berupa usulan.

"Mudah-mudahan Tarakan juga masuk,  sekarang digital ID masih penggodokan di Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri,"jelasnya.

Kendati begitu, hal itu tidak semerta-merta menghilangkan KTP konvensional. Hal itu lantaran masyarakat yang tidak memiliki smartphone dipastikan tidak bisa menggunakan Digital ID.

“Mudahan semua pakai smartphone, karena kalau tidak menggunakan bagaimana menggunakannya. Sementara tetap pakai KTP konvensional,"tuturnya.

Dijelaskannya, adapun identitas digital ini dalam bentuk QR Code yang berisi informasi identitas penduduk dan dapat disimpan di berbagai perangkat. Hal ini guna untuk mencegah masalah KTP elektronik yang hilang atau rusak, karena bisa disimpan diberbagai perangkat. 

"Tujuannya ini mampu menyelesaikan persoalan dalam penerbitan administrasi di lapangan, seperti penambahan syarat, kualitas layanan online, pungli dan calo. Ini juga memberi kejelasan lokasi pelayanan, apakah di kantor dinas, kecamatan, kelurahan atau desa," pungkasnya.(*)